Tuesday, March 15, 2011

Am I a Good Person??

Seseorang mengirimkan text message ke handphone saya beberapa hari yang lalu.....
Dalam salah satu kalimatnya dia bertanya: Am I a good person??
Terus terang, saya bingung harus menjawab apa pertanyaan itu.....Pertanyaan yang sepertinya sangat sederhana, tapi membutuhkan jawaban yang tidak sederhana buat saya.

Apa itu artinya saya yang terlalu rumit hanya untuk memberikan suatu jawaban yang seharusnya sederhana? Apa itu artinya saya adalah "hakim" yang bisa menilai seseorang? Apakah betul itu pertanyaan yang sederhana dan memerlukan jawaban? Mengapa saya harus menjawab pertanyaan itu??

Saya langsung berpikir...Hmmm, orang baik?? Bagaimana sebenarnya definisi orang baik itu?? Apakah orang itu harus rela berkorban demi orang lain baru disebut orang baik? Atau apakah dia harus religius dan tidak pernah melanggar perintah agama baru disebut baik? Atau apakah orang baik itu berarti orang yang taat hukum? Atau apa??

Terus terang, saya sendiri tidak mengerti, kenapa dia bertanya hal seperti itu ke saya. Dalam pesan singkat di handphone saya, dia bertanya seperti itu membuat saya berpikir hal lain....Apa maksudnya dia tanya seperti itu? Apa artinya dia butuh suatu pengakuan dari orang lain tentang dirinya? Atau itu hanya semacam sindiran ataupun kata2 sinis untuk saya? Terlalu rumitkah saya?

Sebuah buku yang saya baca, membuat saya berpikir.....Sebagai apakah saya ingin dikenang saat saya sudah tidak di dunia ini lagi? Pertanyaan yang sangat mendalam.....Kalau saya menjawab, saya ingin dikenang sebagai orang yang baik, lalu muncullah pertanyaan yang sama yang masuk ke pesan singkat itu: Am I a good person???

Seseorang atau mungkin diri kita sendiri, entah itu disadari atau tidak, ada satu sisi dalam hidupnya yang perlu mendapat PENGAKUAN dari orang lain. Saya rasa, itu manusiawi...kalo menurut pendapat saya, setiap orang butuh 'pengakuan' itu. Tapi, sejauh mana pengakuan itu harus diketahui orang? Apakah seluruh dunia perlu tau? Apakah pengakuan itu butuh PENEGASAN lewat kata2 atau bahkan tulisan? Atau cukupkah kalo pengakuan itu hanya melibatkan diri sendiri dan orang2 terdekat kita saja??

Pernahkah kita merenung dan berpikir tentang arti PENGAKUAN itu bagi diri kita sendiri? Seberapa pentingkah arti kata itu dalam dalam hidup kita? Apakah latar belakang kehidupan kita yang menyebabkan suatu pengakuan itu sangat besar artinya? Ataukah kesombongan kita yang sangat menginginkan pengakuan itu?? Semakin dalam renungan saya, semakin dalam saya memahami arti pengakuan dalam diri saya......

Ya! Jujur saya akui, sebagai manusia yang rapuh, saya butuh PENGAKUAN! Tapi entah mengapa, ada sebagian diri saya yang tidak takut mengatakannya, karna saya merasa tidak ada salahnya seseorang itu memerlukan sebuah pengakuan. Itu manusiawi buat saya...Tapi sisi lain dalam diri saya, bilang kalo pengakuan itu tidaklah terlalu penting, kita harus hidup dengan rendah hati, dan kerendahan hati tidak memerlukan suatu pengakuan kan? Terlalu rumitkah???

Saya mendapatkan pertanyaan itu dari seseorang yang menurut saya kurang mendapat perhatian dari keluarga dan orang2 terdekatnya, tapi apakah dia bersalah karna menginginkan pengakuan itu? Saya bingung, terus terang saya bingung bagaimana saya menanggapi mengenai pertanyaan itu. Apakah dia sadar, bahwa sebenarnya "ada yang salah" dalam hidupnya karna dia memandang bahwa PENGAKUAN itu SANGAT PENTING!! Ataukah dia memang tidak bersalah karna memang dia tidak mengerti??

Akh...semakin dipikir, malah semakin rumit ya jadinya....Hehehehe. Satu hal yang pasti menurut saya, arti sebuah PENGAKUAN itu, pasti akan sangat berbeda bagi setiap orang. Entah itu penting atau tidak, tergantung bagaimana kita menyikapinya dalam hidup kita sehari2 dan dalam hubungannya dengan sesama kita. Selama pengakuan yang kita perlukan itu tidak meresahkan orang lain, hal itu masih dikatakan normal dan manusiawi. Kunci penting hanya satu: KESADARAN DIRI, alias MAWAS DIRI!!

Selama kita tetap SADAR DIRI, tetap RENDAH HATI, tetap JUJUR, dan tetap mau menilai diri secara OBJEKTIF, saya rasa "pengakuan" itu bukanlah suatu kesalahan. Mari kita saling memperbaiki diri, sehingga menjadi pribadi yang makin matang dan dewasa. Sehingga pada akhirnya, bukan 'pengakuan' lagi yang menjadi prioritas kita, melainkan bagaimana kita bisa saling berbagi dengan sesama, saling bekerja sama dan saling melengkapi. Mari kita hidup LEBIH BAIK!!!! Semangatttttt.......

2 comments:

  1. One deep contemplation girl! hahaha..sini saya jawab pertanyaan buku itu : "Sebagai apakah saya ingin dikenang saat saya sudah tidak di dunia ini lagi?", kalau saya, saya mau dikenang sebagai Christine. Cukup! tidak lebih tidak kurang.

    Pengakuan diri dari orang lain selalu dibutuhkan orang lain, seberapa pun takarannya. Butuh dan tidak butuh, baik dan tidak baik, sedikit atau banyak adalah relatif, suatu konsep yang tidak bisa diperbandingkan menurut saya. Baikmu belum tentu baikku, jahatku belum tentu jahatmu. Setiap orang adalah orang baik, menurut saya, dengan caranya dan keunikannya sendiri. Jadi, kalau saja kita lebih mencintai diri kita sendiri, saya rasa, kita akan menemukan jawaban itu dengan sendirinya. Validasi dari orang lain akan jawaban kitalah yang seringkali dirasa tidak cukup. Ada orang yang terus2an membutuhkan validasi tsb, sampai2 melelahkan orang lain, ada juga yang bisa menyakinkan dirinya sendiri. Ekspektasi thd orang lain jg bs mengecewakan diri. Standar yg dimiliki tiap orang berbeda2 berdasarkan pengalaman hidup mereka yang sudah membentuk individu tersebut. Buat saya, berangkat dari perbedaan itulah, seharusnya kita hidup, bertenggang rasa satu sama lain, menerima apa adanya, bukan menuntut.

    So,like you said, Life is simple. Live simple!

    ReplyDelete
  2. Yes, totally agree with you. Seandainya 90% atau bahkan semua orang berpikiran yang sama dengan kita, pasti hidup juga ngga seru lagi ya tin?? Tidak ada keunikan. Tapi dengan hadir2nya "orang2 ajaib" ini, bikin tantangan semakin menarik. Tinggal bagaimana kita menyikapinya aja kan??

    Life is simple! Try to keep it in mind and walk the talk! Hahaha

    ReplyDelete