Sunday, June 12, 2016

Berproses Untuk Menjadi Murah Hati

Saudaraku, pernahkah Anda mengukur tingkat keimanan Anda pada Tuhan? Dalam skala 1 sampai 10, berapakah menurut Anda tingkat keimanan Anda? Pernahkah pula Anda berdoa untuk semakin diperbarui dan ditingkatkan keimanan Anda pada Tuhan? Beberapa orang yang saya kenal, pernah berkata bahwa dalam doanya mereka meminta untuk dibentuk menjadi semakin serupa dengan Yesus, menjadi bejana yang indah. Doa yang sangat indah dan bermakna sangat dalam. Namun kadang kala manusia tidak menyadari betapa kuatnya kuasa doa itu.

Ketika kita minta diberi kesabaran, kadang kala justru kita dihadapkan pada situasi yang menjengkelkan, kita bertemu dengan orang yang menyebalkan dan benar-benar menguji kesabaran kita. Ketika kita minta kerendahan hati, justru kita sering kali dihadapkan pada pujian-pujian dan penghargaan atas hasil kerja kita yang dapat menjurus pada rasa tinggi hati dan sombong. Situasi yang seringkali justru bertentangan dengan keinginan kita diijinkan terjadi pada kita oleh Tuhan karena Tuhan percaya bahwa kita bersungguh-sungguh ingin berubah dan menjadi semakin serupa dengan-Nya.

Ada sebuah kisah yang pernah terjadi pada seseorang, sebut saja dia "A". Pada suatu hari Minggu, saat mengikuti misa, A mendengarkan Injil Matius 20:1-16 mengenai Perumpamaan tentang orang upahan di kebun anggur. Dalam injil diceritakan tentang betapa Bapa itu Murah Hati. Begitu berkesan injil tersebut pada A, sehingga dengan sengaja A menambahkan dalam doa pribadinya keinginan untuk menjadi murah hati seperti Bapa.

Seminggu, dua minggu berlalu sejak A mendengar kotbah Pastor yang begitu berkesan tentang Kemurahan Hati Bapa, selama dua minggu itu pula A selalu berdoa minta kemurahan hati. Namun setelah beberapa minggu berlalu tiba-tiba ada seseorang yang menelepon A dan mengatakan bahwa B butuh bantuan. B adalah orang yang dulunya pernah menyakiti A, sehingga saat A mendengar bahwa B sedang perlu pertolongannya, A menjadi bimbang. Perlukah A menolongnya? Perlukah A membantu B yang pernah sangat menyakitinya dulu? Apa untungnya A menolong B? Apa gunanya dia membantu orang yang menyakitinya? A bisa saja menolak membantunya, butuh waktu yang cukup lama bagi A untuk akhirnya memutuskan akan membantu B. Hati kecilnya menolak untuk mengabaikan permohonan B. Suara Tuhan yang dia dengar menyadarkan A bahwa Tuhan mendengar doanya, bahwa Tuhan mengabulkan doanya. A ingin menjadi murah hati dan keputusannya untuk membantu B menunjukan tingkat keimanan yang semakin dewasa, keimanan yang mengajarkan cara menjadi semakin menyerupai Allah yang murah hati.

Sebagai pelayan gereja, kadangkala kita menjumpai rekan sepelayanan kita sering mendapat kepercayaan untuk melakukan ini dan itu. Dia sepertinya lebih dipercaya untuk melakukan lebih banyak hal dibanding kita. Kita menjadi iri hati dan menganggap itu tidak adil. Kita merasa bahwa kita dapat melakukannya lebih baik dari orang tersebut. Namun tetap saja yang mendapatkan tugas perutusan adalah orang tersebut, bukan kita.

Setelah mendapat perlakuan itu, kita menjadi kecewa, ada kemarahan dan rasa sakit hati karena merasa bahwa kita tidak mendapat kepercayaan tersebut. Kita lalu mulai menarik diri dan menghindar dari tugas dan tanggung jawab kita. Kita sibuk dengan pikiran kita sendiri yang bertanya-tanya apakah kita tidak layak sehingga harus mengalami kekecewaan ini? Ataukah orang lain lebih baik daripada kita? Pikiran-pikiran yang sebenarnya belum tentu sesuai dengan kenyataan, hanya terjadi dalam pikiran kita sendiri saja. Kalau sudah terlanjur begini, lalu bagaimana dengan panggilan kita?

Yesus yang murah hati, mengajarkan kita bahwa kemurahan hati itu tidak terbatas ruang dan waktu, Matius 20:15-16 "Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati? Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir."

Ketika Anda memutuskan untuk menjadi pelayan gereja, itu artinya Anda memutuskan untuk mendekatkan diri pada Tuhan. Saat Anda merasa sudah dekat dengan Tuhan, Dia akan mulai membentuk Anda menjadi semakin serupa dengan-Nya. Saat Anda sedang berproses untuk menjadi semakin serupa dengan Tuhan, Anda akan semakin mendekati cahaya-Nya. Cahaya yang akan menuntun Anda untuk semakin mengenal diri Anda sendiri. Cahaya yang akan menunjukan dan memperlihatkan semua cacat cela dan kelemahan yang Anda miliki. Kelemahan-kelemahan itulah yang harus Anda perbaiki agar menghasilkan sebuah bejana yang indah. Siapkah Anda bila Tuhan menunjukan kelemahan-kelemahan itu? Siapkah Anda untuk berubah setelah mengetahui kelemahan tersebut?

Tuhan yang murah hati selalu menunjukan pada kita jalan yang harus kita lalui agar dapat menerima kemurahan hati Tuhan yang berlimpah. Untuk menjadi pelayan yang layak di hadapan Tuhan, hendaklah kita meneladan satu demi satu sifat-sifat Allah. Semoga dengan belajar kemurahan hati, kita semakin didewasakan dalam iman. Semoga pula dengan berproses untuk menjadi murah hati seperti Bapa, semakin banyak orang yang merasakan kasih Allah yang begitu besar pada dunia ini. Mari berproses untuk menjadi murah hati seperti Bapa di surga juga murah hati. Tuhan memberkati.