Monday, July 10, 2017

Iman Tumbuh dalam Pelayanan

Rasanya sudah lama sekali saya tidak menulis. Rindu juga rasanya. Padahal baru 2 bulan terlewat karena berbagai situasi, tapi rasanya sudah lama sekali. Ketika menulis ini kerinduan itu terobati juga. Saya jadi teringat akan sebuah kisah hidup yang menginspirasi saya membuat tulisan ini.

Semua berawal ketika seorang sahabat menceritakan tentang seseorang yang dikenalnya, hidupnya terlihat kudus, karena dia rajin ke gereja, ikut kegiatan keagamaan, suka membaca kitab suci, tampak luar terlihat begitu religius. Namun kehidupannya diluar kegiatan gereja ternyata sangat bertentangan, suka berpesta pora, mabuk-mabukan, berselingkuh dan "kenakalan-kenakalan" lain yang sangat bertentangan dengan ajaran agama. Kehidupannya sangat tidak sejalan dengan kegiatan religius yang dia laksanakan dan ikuti. Cerita sahabat saya ini lalu membuat saya berpikir, bagaimana bisa seseorang seperti itu? Seperti memiliki kehidupan ganda dimana suatu saat dia begitu terlihat taat beragama tapi di sisi lain, godaan jasmani atau istilah dalam kitab suci keinginan daging ternyata tak mampu untuk di tahannya? Dia seperti tidak mampu melaksanakan apa yang diimaninya.

Benarkah ada orang seperti itu? Ya. Jawabannya ADA. Mungkin kita adalah salah satunya, dimana kita tak mampu melaksanakan atau menjalankan ajaran Yesus padahal kita telah rajin ke gereja misalnya. Namun mungkin saja apa yang tanpa kita sadari telah kita lakukan itu mungkin tidak seekstrim kisah hidup seseorang yang diceritakan oleh sahabat saya itu. Bila teman dari sahabat saya itu terlihat begitu kontras antara kehidupan satu dengan yang lainnya, mungkin saja apa yang terjadi pada kita tidak kita sadari namun orang lain dapat melihatnya.

Pernahkah ada dalam benak Anda, ketika Anda mendoakan seseorang yang sakit lalu kemudian sembuh dan Anda berpikir, berkat doa saya dia menjadi sembuh? Atau pernahkah Anda merasa hebat ketika berhasil melaksanakan suatu kegiatan doa yang kemudian berhasil mempertobatkan banyak orang? Pernahkah Anda merasa bahwa berkat campur tangan Anda segala urusan pelayanan menjadi beres dan berjalan dengan baik? Bukankah itu termasuk dalam "kesombongan iman" Anda saat Yesus justru mengajarkan tentang melayani sesama dengan kasih?

Saudaraku terkasih, tuaian memang banyak, namun pekerja sedikit. Sedikit dari sekian banyak orang yang mau menerima dan menjalankan panggilan Tuhan untuk melayani di gereja, di komunitas, di lingkungan. Sebagai orang-orang yang terpanggil, yang terpilih, yang mau menjawab panggilan Tuhan, alangkah baiknya apabila kita tidak tenggelam dalam arogansi pribadi kita. Ketika Anda menerima panggilan Tuhan, bukankah Anda mengharapkan sesuatu dari-Nya? Jujur saja saudara-saudaraku terkasih, sebagian besar dari kita pasti ingin sesuatu dari menanggapi panggilan Tuhan itu. Mungkin Anda berharap, dengan melayani-Nya Allah akan menambahkan iman Anda, atau mungkin dengan melayani Tuhan Anda berharap mendapatkan kekuatan dalam menjalankan kehidupan ini? Anda masing-masing pasti punya alasan, punya motivasi tersendiri ketika menjawab "YA" pada panggilan Tuhan.

Saudaraku terkasih, ketika Anda melayani Tuhan dengan segenap kerendahan hati Anda, dengan segala ketulusan Anda, dengan semua daya upaya, usaha dan pengorbanan Anda, ketika itulah Tuhan mengubah hidup Anda. Jangan pernah mengharapkan berkat apapun, jangan pernah menuntut mujizat dari Tuhan, lakukan segala pelayanan Anda dengan tulus dan rendah hati, maka Allah akan mencukupkan segalanya bagi Anda. Seperti Yesus pernah berkata kepada seorang perempuan pendosa, "Tetapi Yesus berkata kepada perempuan itu: "Imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!" (Luk 7:50), maka janji itupun berlaku bagi kita yang melayani dengan tulus. Iman yang menyelamatkan itu hanya akan kita dapatkan ketika kita dengan rendah hati melayani Tuhan, seperti perempuan pendosa yang melayani Yesus, membasuh kaki-Nya dan meminyaki-Nya dengan minyak wangi terbaik.

Mari saudaraku yang terkasih, kita belajar memperbaiki diri. Belajar rendah hati, belajar melayani Tuhan dengan tulus, sehingga Allah menganugrahkan pada kita iman yang terus bertumbuh. Iman yang pada akhirnya akan menyelamatkan kita. Semoga Tuhan Yesus memberkati dan Bunda Maria mendoakan Anda.