Friday, April 10, 2015

Apa Arti Kebangkitan Yesus Menurut Anda?

Bangkit bersama Kristus. Itulah tema yang disebutkan kala saya menanyakan tema untuk tulisan kali ini. Sebuah tema sederhana yang mengandung sejuta makna. Saat saya menulis ini, suasana sedang hujan deras disertai dengan angin yang kencang. Gumuruh halilintar sesekali terdengar ditengah derasnya hujan. Saya teringat pada kisah sengsara Yesus yang dibacakan pada saat kita merayakan hari Minggu Palma. "Ketika itu, tabir bait suci terbelah dua dari atas sampai kebawah", yah sepenggal kalimat itu yang saat ini tergambar dalam benak saya ketika menyaksikan hujan lebat dihadapan saya. Pertobatan Kepala Pasukan yang melihat Yesus wafat lalu tabir bait suci terbelah dua membuat saya mampu membayangkan suasana yang dikisahkan dalam kisah sengsara itu.
Pertobatan kepala pasukan yang berkata "Sungguh orang ini, Anak Allah" seakan ingin mengajarkan pada kita bahwa saat kita melihat ataupun mengalami sebuah peristiwa yang begitu membekas, begitu berkesan dalam kehidupan kita kadang kita pun baru menyadari kebesaran Tuhan. Ketika saya bercerita pada seorang teman betapa lelahnya mempersiapkan diri menyambut Paskah, dengan banyaknya jadwal pertemuan, latihan, gladi resik dan sebagainya, dia berkata bahwa sudah lebih dari 1 tahun ini dia tidak pergi ke gereja karena kesibukan dan lain-lainnya. Saya lalu berpikir, berapa banyak diantara kita yang mengalami peristiwa yang sama seperti yang saya alami. Yang seorang sibuk latihan misdinar, yang lain sibuk jalan-jalan di mall. Yang seorang sibuk latihan lektor/pemazmur, yang lainnya bersenang-senang ditempat karaoke. Yang seorang sibuk rapat prodiakon yang seorang sibuk dengan pekerjaannya dikantor. Ada pula yang sibuk dengan rapat panitia persiapan Paskah namun disisi lain ada yang malah sibuk merencanakan piknik bersama rekan-rekannya.
"Akhh, selama saya menjadi orang baik, tidak merugikan sesama, tetap menjunjung tinggi kejujuran, cukup beramal dan tetap bersikap ramah pada orang lain rasanya itu juga cukup. Tidak perlulah rajin-rajin ke gereja, untuk apa buang waktu untuk jadi pelayan gereja? Toh sama saja yang saya lakukan sudah baik dan tidak melanggar perintah agama". Begitu biasanya yang sering dikatakan banyak orang tentang pilihan untuk tidak bersedia terlibat dalam kegiatan keagamaan. Seringkali pula orang malah berkata, "Bukankah lebih baik tidak ke gereja tapi jadi orang yang baik, daripada jadi pelayan gereja tapi tingkah lakunya tidak menandakan orang yang beragama? Banyak tuh aktivis gereja yang malahan sikap dan perbuatannya lebih buruk dibanding orang yang tidak beragama". Pernah Anda mendengar pernyataan-pernyataan seperti itu?
Banyak! Mungkin tidak hanya banyak tetapi juga sering Anda mendengar orang melontarkan pernyataan-pernyataan tersebut. Lalu bagaimana reaksi Anda? Membenarkan dan setuju dengan pernyataan tersebut? Ataukah membela dan mendebat orang-orang tersebut? Jikalau Anda sedang berada di dekat saya saat ini dan sedang berdiskusi dengan saya, saya akan menjawab bahwa saya setuju dengan pernyataan yang disebutkan diatas. Yaa, tidak dapat saya pungkiri bahwa pada kenyataannya banyak aktivis gereja yang hidupnya bahkan tidak menggereja. Banyak berkeluh kesah padahal setiap minggu ke gereja. Sulit bersyukur padahal kebutuhan sehari-harinya dapat terpenuhi dengan baik. Setiap hari mendengarkan dan menyanyikan lagu-lagu gereja namun saat senggang membicarakan kejelekan orang dibelakang. Aktif sebagai pelayan gereja namun memperlakukan istri/suami/anaknya dengan kasar. Menjadi pengurus dalam komunitas gereja namun semena-mena pada karyawannya. Yaa, banyak yang begitu. Namun apakah Anda mau menjadi orang yang seperti itu? Apakah Anda tidak malu jika tingkah laku Anda dalam lingkungan menggereja bertentangan dengan kehidupan sehari-hari Anda di luar gereja?
Terkadang Tuhan memberikan cobaan untuk membentuk kita menjadi lebih kuat. Terkadang kita didekatkan pada orang yang menjengkelkan agar kita belajar tentang kesabaran. Kita dikelilingi oleh orang malas agar kita bekerja lebih keras. Kita diperlihatkan kesuksesan dan kekayaan orang lain dengan cara kotor agar kita dapat mensyukuri hidup kita yang sederhana namun jujur. Kita dihadapkan dengan aktivis gereja yang tingkah lakunya tidak sesuai dengan hidup menggereja agar kita dapat bercermin, akan menjadi pelayan Tuhan yang seperti apakah kita?
Kebangkitan Yesus adalah kebangkitan kita semua yang percaya kepada-Nya. Kebangkitan- Nya menjadi tanda awal kehidupan yang baru. Daripada sekarang Anda sibuk menghakimi orang lain, bukankah sebaiknya kita bercermin dan berbenah diri mengisi hidup baru kita dengan menabur benih baik? Daripada sibuk memikirkan kenapa dia begitu dan dia begini, bukankah lebih baik kita tetap bersikap anggun dan rendah hati? Daripada memikirkan mana yang benar dan salah, bukankah lebih baik mencari cara untuk menjadi lebih dekat dengan Tuhan?
Kebenaran sejati hanyalah milik Allah. Janganlah kita disibukan dengan mencari mana yang benar dan salah. Setiap kita dianugerahi hati nurani yang akan selalu berbisik pada kita saat kita salah melangkah. Orang yang dekat dengan Allah, hati nuraninya pasti akan membisikan suara-suara dari Allah. Memang menjadi orang yang baik adalah tujuan hidup semua orang, namun alangkah lebih sempurna jika hidup yang baik itu juga ditandai dengan kedekatan dengan Allah sendiri.
Mari kita memaknai dan mengisi kebangkitan Yesus dengan semangat yang baru, dengan komitmen yang teguh, dan dengan niat yang tulus. "Tuaian memang banyak, namun pekerja sedikit", itulah cambuk pengingat bagi kita agar bersedia dipanggil Tuhan untuk menjadi pekerja-pekerjanya yang setia. Allah itu setia, Dia tetap setia memanggil kita untuk melayani-Nya meskipun kita sering mengabaikan-Nya. Allah itu Murah Hati, Ia akan membayar upah yang sepadan pada kita yang berniat tulus melayani-Nya. Mari kita berbondong-bondong mengikuti-Nya dan melayani-Nya, mengisi hidup baru kita dengan kesetiaan dan kelemahlembutan. "Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Ku jadikan penjala manusia." Mari kita bangkit bersama Kristus. Selamat melayani. Semoga Tuhan memberkati Anda dan keluarga.