Sunday, April 28, 2019

Bunda Maria Pengantara Kita

Topik yang selalu menarik untuk dibahas dalam iman Katolik dan seringkali dijadikan bahan perdebatan dalam hal kepercayaan dengan umat beragama lain adalah topik tentang Bunda Maria. Ya, umat Katolik selalu menghormati dengan cara yang istimewa terhadap ibunda Yesus ini. Bahkan memperingati penghormatan terhadap Bunda Maria ini melalui bulan-bulan tertentu sepanjang tahun, yaitu bulan Mei dan Oktober.

Setelah baru-baru ini merayakan kebangkitan Yesus melalui Pesta Paskah, kemudian sekarang dihadapkan pada bulan yang ditetapkan untuk menghormati Ratu Rosario umat katolik, mau tidak mau saya diingatkan kembali alasan mengapa umat Katolik begitu menghargai Maria ibunda Yesus ini.

Dalam mengenang perjalanan salib Yesus ketika membiarkan diriNya disiksa, dihina, sampai akhirnya wafat disalib, Bunda Maria selalu mendampingi. Mendampingi anaknya yang menderita, memangku jenazahNya dengan hati yang hancur, hanya mampu memandang putra kesayangannya dari bawah salib dan menanggung semua dalam hatinya.

"Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: "Ibu, inilah, anakmu!" Kemudian kata-Nya kepada murid-Nya: "Inilah ibumu!" Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya. (Yoh 19:26-27)." Peristiwa istimewa yang disampaikan Kitab Suci sesaat sebelum Yesus wafat, ingin menunjukan pada kita semua, bahwa Yesus mau agar kita sebagai murid-muridNya juga menerima Bunda Maria di dalam kehidupan kita, di dalam rumah kita, didalam doa-doa kita, bahkan ditengah keputusasaan kita ketika kita sedang menghadapi ketidakadilan yang mungkin menimpa kita, sama seperti dulu ketika Yesus pun harus menanggung ketidakadilan yang dituduhkan dunia padaNya.

Kita sebagai umat Katolik dan sepenuhnya murid Yesus, tidak berdoa kepada Bunda Maria agar dia mengabulkan doa kita. Namun kita berdoa pada Bunda Maria dengan keyakinan penuh bahwa Bunda Maria akan menghantarkan doa-doa dan permohonan kita pada Yesus anaknya. Bunda Maria telah menjadi pengantara doa yang sangat baik. Dia menyampaikan setiap keluh kesah dan beban berat yang kita alami dengan penuh kebijaksanaannya sehingga Tuhan membantu kita menghadapi setiap pencobaan yang diijinkan terjadi pada kita. Melalui Bunda Maria juga, kita diajarkan keteladanannya yang dengan penuh kerendahan hati menerima apapun yang Allah kehendaki untuk terjadi.

Saudaraku yang terkasih, di bulan yang dikhususkan ini, marilah kita lebih dekat lagi mengenal Bunda Maria. Apabila kita benar percaya pada Yesus dan ingin melaksanakan ajaranNya dengan baik, hendaklah kita juga mendengar Dia berkata pada kita, "Inilah ibumu". Mari kita menerima Bunda Maria dalam rumah kita. Karena lewat doa Bunda Marialah, sehingga kita tetap bertekun dalam iman kita akan Yesus. Dalam setiap butir-butir Rosario tersimpan kekuatan yang diteladankan Bunda Maria pada kita. Dalam setiap doa Salam Maria yang kita daraskan kita juga dianugerahi ketaatan yang lebih dalam sebagaimana Bunda Maria taat pada Bapa. Dalam setiap peristiwa yang kita kenangkan dalam doa rosario, kita juga diingatkan bahwa Yesus, yang sungguh Allah dan sungguh manusia itu telah lahir dari rahim seorang ibu yang tetap perawan, yang dengan segala kerendahan hatinya selalu tetap percaya pada kehendak Bapa. Semoga Tuhan memberkati saudara sekalian dan Bunda Maria mendoakan.  

Sunday, March 3, 2019

"Aku Menyertai Kamu Senantiasa Sampai Akhir Zaman"

Setiap manusia, pasti mengalami titik balik dalam kehidupannya. Ada yang mengalaminya kerena kehilangan orang yang dikasihinya, ada yang mengalaminya karena sakit penyakit yang diderita, atau justru mengalami kebahagiaan karena doa yang terkabulkan. Namun apapun dasarnya, entah itu lewat kebahagiaan ataupun melalui pencobaan yang harus dialami, manusia pasti mengalami titik balik dalam kehidupannya.

Titik balik itulah yang bagi kita umat beriman, kita sebut dengan pertobatan. Kadangkala kita tak menginginkan hal-hal buruk itu terjadi, tetapi Tuhan mengijinkan terjadinya pencobaan tersebut. Tuhan ingin membentuk kita menjadi bejana yang lebih indah, karena berlian pun ditempa dengan api untuk dapat terlihat indah.

Ketika manusia sedang mengalami pencobaan, seringkali kita sebagai makhluk yang lemah ini berkeluh kesah, menggerutu dan bahkan marah pada Tuhan. Kita tidak terima dan menganggap Tuhan itu tidak adil pada kita karena Dia mengijinkan kita mengalami penderitaan tersebut. Kita lupa bahwa Yesus pun terjatuh sampai 3 kali ketika memikul salib-Nya. Penderitaan yang mungkin sedang kita alami ini tidak sebanding dengan penderitaan yang Yesus alami. Dia memikul salib-Nya yang berat tetap berusaha bangkit kembali setiap kali terjatuh, apalah artinya penderitaan yang kita alami ini dibandingkan penderitaan yang Yesus alami?

Saudaraku yang terkasih, ketika Yesus menjalani jalan salib-Nya yang berat, Dia mengajarkan pada kita bahwa seberat apapun cobaan yang sedang kita alami, kita harus terus percaya bahwa Allah selalu menyertai kita. Ketika Yesus berdoa, "Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi" (Luk 22:42), Dia menunjukan pada kita sisi kemanusiaan-Nya yang sedang ketakutan akan mengalami penderitaan yang begitu berat sampai menghadapi ajal-Nya. Namun sebagaimana kita semua tahu, pada akhirnya Dia dimuliakan dengan Kebangkitan-Nya dari alam maut setelah mengalami penderitaan tersebut.

Titik balik dalam kehidupan kita, hendaklah menjadi landasan kita agar dapat melangkah menuju kebangkitan kita masing-masing. Pertobatan kita sebaiknya adalah awal bagi kita untuk menyambut kelahiran pribadi kita yang baru. Sama seperti Yesus yang bangkit pada hari yang ketiga setelah mengalami penderitaan, hendaknya kita juga percaya bahwa kita akan bangkit setelah mengalami pencobaan yang berat ini.

Apabila saat ini Anda sedang bersedih, putus asa, ataupun ketakutan yang sangat dalam akan masa depan Anda, percayalah Yesus pun mengalaminya. Dia tidak lari dari kenyataan, Dia tidak menghindar dan menolaknya, karena Dia percaya bahwa Allah akan memberikan kekuatan, apapun cobaannya. Percayalah saudara, bahwa Anda tidak sendirian menghadapi pencobaan ini. Tetap mendekat dan berserah pada kehendak Bapa adalah jawaban dan kekuatan paling tepat untuk menghadapi situasi apapun. Yesus adalah teladan kita, bahwa kita akan tetap bisa bangkit apabila kita sedang terjatuh, tetap bangkit dan terus bangkit. Di atas sana ada kemuliaan sedang menanti kita. Tetap semangat, tetap teguh dan tetap percaya, semua akan indah pada waktunya.

Semoga saudara dikuatkan dalam proses pertobatan Saudara. Semoga Saudara diteguhkan melalui kisah jalan salib Tuhan kita Yesus Kristus, dan semoga Saudara dapat bersama-sama dengan Yesus mengalami kebangkitan dan kelahiran yang baru setelah proses pemurnian yang Saudara alami saat ini. Tetaplah percaya, bahwa Anda tidak sendirian, "Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman" (Mat 28:20). Semoga Tuhan memberkati Saudara dan Bunda Maria mendoakan. 

Monday, February 11, 2019

Kasih Penuh Hikmat

Ketika memasuki bulan Februari, bulan yang identik dengan warna pink ini seringkali dikaitkan sebagai bulan penuh cinta kasih. Bulan dimana banyak orang merayakan Valentine’s Day, saat semua orang mengungkapkan perasaan kasihnya pada pasangannya, atau pada orang-orang terdekatnya. Ketika banyak diantara kita merasakan sukacita bulan penuh kasih, ternyata banyak juga yang merasakan hal yang sebaliknya.

Ketika seseorang sedang berduka, ketika pasangan suami istri sedang bertengkar, ketika keluarga terpecah-pecah. Bahkan ketika merasa keluarganya sedang diambang kehancuran, orang menjadi semakin sulit menemukan cinta kasih. Orang jadi penuh kekhawatiran dan ketakutan akan dunia ini. Seringkali kesedihan membuat kita kehilangan arah untuk menapaki masa depan selanjutnya.

Sebagai manusia yang lemah, kita sering kali terlena saat kita sedang bahagia dan penuh cinta. Tapi ketika badai menerjang kehidupan kita, kita menjadi benar-benar terpuruk dan kehilangan jati diri. Saudaraku yang terkasih, Tuhan mengajarkan kita untuk hidup 'secukupnya' sebagaimana diajarkan dalam doa Bapa Kami. Hendaknya mulai sekarang pun kita bisa belajar meneladan kecukupan menurut ajaran Yesus. Kita tidak perlu bahagia atau jatuh cinta secara berlebihan kepada sesuatu atau seseorang, sehingga kita tidak perlu mengalami kekecewaan saat apa atau siapa yang kita kasihi ternyata tidak dapat kita miliki atau kita harapkan.

Kasih yang sejati adalah kasih yang penuh hikmat. Setiap kebahagiaan akan berlalu, begitupula kesedihan. Semua akan ada waktunya. Ketika kita tetap penuh hikmat dalam bereaksi terhadap hal-hal yang terjadi dalam hidup kita, tentunya kita akan menikmati sukacita yang lebih penuh. Bukan lagi kekecewaan, bukan lagi ketakutan, bukan kemarahan dan kebencian pada dunia, namun kebijaksanaan dalam bersikap, dalam bertutur kata, dan dalam menjalani hidup ini.

Santo Paulus juga mengajarkan dalam 1 Korintus 13:13 "Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih", demikianlah hendaknya kita membagikan kasih kita juga dengan penuh hikmat, karena kasih yang kita bagikan akan mencerminkan bagaimana Allah telah membentuk diri kita seperti sekarang ini. Kasih yang dewasa, kasih yang bijaksana, kasih yang mendidik, kasih yang membawa kita pada keselamatan.

Saudaraku yang terkasih, apapun keadaan Anda sekarang, apakah sedang jatuh cinta, atau bahagia, atau sedang dalam perpisahan, kesedihan, keputusasaan, ingatlah selalu bahwa saat kita menerima Kasih Tuhan kita juga perlu untuk membaginya pada sesama. Saat kita sedang kecewa, ingatlah bahwa Yesus selalu hadir dengan kasih-Nya pada kita. Kasih Yesus itu berlimpah, sadarilah betapa Anda sangat dikasihi Tuhan, sadarilah bahwa Anda tidak sendirian. Kembalilah pada-Nya dan Yesus akan menuntun kembali Anda ke jalan yang benar. Jalan cinta kasih yang penuh sukacita.

Selamat menjalani hidup yang penuh cinta, selamat menerima kasih Allah dan membagikannya pada sesama, dan tetaplah berdoa. Tetaplah menjaga hubungan dekat dengan Tuhan, agar kita dapat membagikan kasih kita dengan bijaksana dan penuh hikmat. Semoga Tuhan memberkati setiap usaha kita dan Bunda Maria mendoakan.