Sunday, July 6, 2014

Mengapa Allah Beristirahat pada Hari ke-7?

Pernahkah dalam benak Anda terpikir pertanyaan tersebut? Mengapa Allah beristirahat pada hari ke-7? Atau untuk mudahnya, pernahkah Anda mendengar seseorang berkeluh kesah begini: "Akkhhh, saya lelah, cape rasanya bekerja setiap hari dari pagi sampai sore bahkan harus lembur sampai malam hari", "Saya suntuk, kerjaan saya membosankan. Rutinitasnya selalu sama setiap hari", "Saya muak dengan tugas-tugas yang harus saya kerjakan ini. Saya ingin semua cepat beres saja." Yah, kata-kata tersebutlah yang belakangan ini juga saya lontarkan pada diri saya sendiri. Rasanya melelahkan tiap pagi harus bangun pagi untuk pergi ke kantor. Bekerja sampai sore hari hanya untuk menerima ocehan dari atasan yang terkadang tak masuk akal. Rasanya semua tampak salah dimatanya, tanpa menyadari betapa kita telah bekerja keras demi menyelesaikan tugas dan tanggung jawab terhadap pekerjaan kita itu.

Saya lelah. Yahhh, dua kata itu yang belakangan menghantui pikiran saya beberapa hari belakangan ini. Ingin lari, ingin berhenti, ingin rasanya hanya melakukan semua hal yang menyenangkan bagi saya, namun rasa tanggung jawab dan kebutuhan duniawi membuat saya berpikir dua kali. Menyenangkan diri sendirikah atau menjalankan komitmen saya?

Dalam kesendirian saya tiba-tiba terpikir, mengapa Allah beristirahat pada hari yang ke-7? Apakah Dia juga lelah seperti manusia ciptaan-Nya? Apakah Dia juga merasa bosan dan suntuk dengan rutinitas harian-Nya? Apa Allah muak dengan tugas dan tanggung jawab-Nya? Pasti tidak! Bukan begitu alasan-Nya beristirahat. Saya pikir Dia mau mengajarkan saya, dan Anda, bahwa apapun tugas dan tanggung jawab kita, apapun profesi dan jabatan kita, bagaimanapun sulitnya pekerjaan kita, kita dituntut untuk tetap berkomitmen pada pilihan kita dalam hidup ini. Dia beristirahat untuk memberi contoh pada kita bahwasanya kita tak pantas untuk melulu memberikan waktu hanya untuk memenuhi kebutuhan jasmani kita saja. Dia mau menunjukan bahwa terkadang berhenti dan beristirahat sejenak akan memberikan waktu pada kita untuk bisa melihat keseluruhan cerita. Untuk melihat dan bersyukur atas semua pencapaian-pencapaian kita. Sejenak merenungkan bagaimana kita terlalu sibuk dengan diri sendiri dan ambisi-ambisi pribadi kita. Terlalu perduli pada target-target yang harus tercapai dan bagaimana mencapainya. Terlalu khawatir pada waktu yang rasanya semakin terbatas, khawatir akan masa depan yang belum terjadi. Terlalu banyak berpikir dan pertimbangan-pertimbangan. Terlalu takut karena kita terlambat memulai sesuatu yang telah lebih dulu dicapai oleh orang lain. Terlalu lupa untuk bersyukur.

Dalam tulisan ini saya ingin berbagi pengalaman bagaimana perasaan saya saat sedang menulis tulisan ini. Tiba-tiba saja mata saya seperti terbuka. Hati saya yang tadinya kalut dan gentar berubah menjadi ketenangan dan keyakinan. Berbagai pikiran yang mengganggu tiba-tiba menjadi tak lagi berarti. Kekalutan dan kekhawatiran menjadi ciut. Ketakutan tiba-tiba berubah menjadi kepasrahan. Ketenangan mulai menyelimuti. Sepertinya Tuhan mau menunjukan cara-Nya yang ajaib menyentuh hati saya. Entah bagaimana perasaan saudara sekalian yang membaca tulisan ini.

Semoga saya bisa turut berbagi perasaan yang sama dengan saudara sekalian, semoga kekalutan yang saat ini mungkin sedang dirasakan Anda semua juga bisa sedikit mengalami ketenangan. Tuhan beristirahat pada hari ke-7 untuk kemudian menciptakan dunia yang lebih berharga. Dia beristirahat untuk kemudian melakukan karya-karya yang ajaib, karya yang maha dasyat dan luar biasa. Hanya ada satu kata yang membedakan antara Extraordinary (luar biasa) dan ordinary (biasa), yaitu kata "EXTRA". Maukah kita bekerja "extra" untuk kemuliaan Tuhan? Maukah kita berkarya "extra" untuk menunjukan jati diri kita? Maukah kita menghasilkan karya-karya yang besar dengan memberikan sedikit "extra" waktu dan tenaga? Mampukah kita mencontoh Allah yang bekerja "EXTRA" sehingga menghasilkan karya yang Maha Agung dan ajaib?

Saudaraku terkasih, janganlah merasa bersalah bila saat ini saudara tiba-tiba ingin sejenak beristirahat dari rutinitas saudara. Janganlah merasa rugi untuk memberikan waktu luang Anda demi menghasilkan karya yang lebih besar. Mari kita bersama-sama berusaha menjadi pribadi yang lebih baik dan berguna bagi sesama. Semoga Tuhan memberkati.