Saturday, July 9, 2016

Hijau Bumiku, Sejahtera Hidupku

Bulan Juli ini rasanya identik dengan suasana liburan. Mengapa? Karena bertepatan dengan libur kenaikan kelas bagi pelajar dan suasana menyambut Hari Raya Idul Fitri bagi saudara-saudara kita umat Islam. Biasanya hari libur diisi dengan mengadakan wisata ke beberapa tempat, bagi yang memiliki kampung halaman tentunya libur panjang akan dimanfaatkan untuk dapat pulang ke kampung halamannya alias mudik. Tradisi mudik ini setiap tahun pasti dilakukan pada saat libur panjang seperti sekarang.

Liburan saya sendiri dihabiskan di kota Surabaya yang panas dan memiliki cuaca yang berbanding terbalik dengan Bandung yang dingin. Selama saya berwisata di kota Surabaya, saya dapati ternyata sekarang Surabaya telah menjadi kota yang sangat hijau. Jadi meskipun panas, angin yang berhembus terasa tetap menyejukan. Sepertinya sekarang semua pemimpin daerah berlomba-lomba menjadikan kotanya penuh dengan taman-taman dan pohon-pohon rindang. Entah atas dasar alasan sadar akan pelestarian lingkungan ataukah hanya demi kepentingan elite politik tertentu untuk memberikan kesan yang baik tetapi pembangunan taman dan penanaman pohon-pohon menjadi semacam trend terbaru sekarang ini.

Selama ini kita juga tanpa sadar telah membuat pemerintah daerah tempat kita tinggal menjadi semacam "kambing hitam" yang terus menerus mendapatkan kritik dan bisa disalahkan. Selama ini kita mengandalkan mereka untuk memberikan layanan yang terbaik dengan alasan kita telah membayar kewajiban kita berupa pajak. Kita terus menuntut mereka untuk memenuhi semua kebutuhan kita seperti misalnya mengurangi kemacetan, mengurangi polusi udara, menuntut juga menyediakan sarana dan prasarana untuk tempat rekreasi dan lain sebagainya, sehingga kadang kala pergantian kepala daerah menjadi ajang pembuktian siapa yang paling menonjolkan hasilnya. Misalnya masa jabatan Gubernur X, mencoba memenuhi tuntutan masyarakat untuk membangun sarana dan prasarana rekreasi dan hiburan kemudian mengeluarkan kebijakan yang mempermudah pihak swasta melakukan expansi pembanguan mall atau taman hiburan. Ketika kemudian berganti pemimpin, arah kebijakan pun berganti dengan dalih meningkatkan produk anak bangsa dengan mengeluarkan kebijakan mempermudah syarat pembuatan alat transportasi murah dan berbagai contoh lain yang tentunya dapat Anda baca semua dari berita yang disampaikan media.

Tuntutan kita kadang kala justru membuat kita menjadi penyebab banyaknya bencana di kota kita. Pembangunan mall dan taman hiburan misalnya, itu membuat pengembang harus memangkas sebagian besar pohon dan taman-taman yang tadinya hijau menjadi gedung bertingkat. Tuntutan kita mengatasi kemacetan membuat pemerintah membentuk banyak jalan baru yang kemudian berimbas pula pada pohon-pohonan yang harus diratakan dengan tanah. Ketika musibah banjir terjadi karena kurangnya daerah resapan air, kita kembali menyalahkan pemerintah daerah yang tidak becus mengurus masalah pelestarian lingkungan maupun sampah.

Saudaraku yang terkasih dalam Yesus Kristus, sebagai murid Yesus tidak sepantasnya kita bersikap dan bertindak sepertinya peduli padahal tanpa sadar kitalah penyebabnya atas beberapa bencana yang terjadi. Ketika Allah Bapa menciptakan dunia ini, Dia menciptakannya sempurna dan amat baik. "Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam (Kej 1:31)." Injil juga berpesan, "Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri (Yak 1:22)." Allah ingin agar kita hidup sebagai pelaku firman dan pelaku firman hendaknya mampu menjaga dan melindungi ciptaan Tuhan yang sempura dan SUNGGUH AMAT BAIK berupa dunia ciptaan-Nya ini.

Berusahalah dari hal-hal kecil seperti tidak membiasakan diri membuang sampah sembarangan, mengurangi polusi asap kendaraan bermotor dengan bersepeda, atau tidak membakar sampah, mulai memisahkan sampah organik dan non organik. Hal-hal yang kelihatannya remeh itu ternyata apabila dilakukan orang banyak tentunya akan berdampak positif bagi lingkungan kita.

Berhentilah mengeluh. Jangan banyak menuntut. Lakukan yang terbaik yang dapat Anda lakukan. Tetaplah membangun kebiasaan baik. Niscaya bumi yang hijau adalah kenyamanan bagi kita. Semoga Tuhan memberkati usaha dan niat baik saudara dan saya dalam memelihara bumi kita. Amin.