Sunday, December 10, 2017

Hendaklah Kita Menjadi Pelaku Kebaikan sesuai Semangat Natal

Natal lagi, senangnyaaa.... Natal selalu membawa suasana jadi lebih menyenangkan, alunan lagu-lagu Natal, pohon-pohon natal yang berkelap kelip, hiasan natal yang beraneka macam, semuanya menjadikan suasana menjadi lebih ceria dan menyenangkan. Suasana kegembiraan Natal itu seperti seseorang yang menantikan suasana pesta yang meriah dan penuh sukacita.

Ketika kita sedang menikmati suasana natal, kadangkala ada situasi diluar kendali kita yang kemudian membuat suasana gembira itu menjadi hilang, mungkin saja kita tiba-tiba terkena musibah, atau mungkin sakit, atau tergelincir masalah. Semuanya itu membuat kita jadi tidak lagi bersemangat menantikan Natal.

Sesungguhnya Yesus pernah memperingatkan kita agar kita tidak seperti orang-orang Farisi, "Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya (Mat 23:4)". Ketika kita menyambut kedatangan Kristus, kita sebenarnya juga diingatkan bahwa, "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku (Mt 16:24)." Jadi, apapun keadaan kita, apapun situasi yang mungkin sedang membelenggu kita saat ini, hendaknya dengan suasana Natal menjadikan segala pergulatan kita itu menjadi berkat tersendiri bagi kita. Sama seperti ketika Kristus hadir ditengah kita. Dia yang hadir dalam suasana malam pekat disimpan dalam palungan. Beban yang harus ditanggung oleh Bunda Maria dan St. Yosef sebagai orang tua ketika terpaksa harus membiarkan anaknya lahir dalam kandang tidak kemudian menjadikan Maria dan Yosef bersedih dan kehilangan sukacita itu. Mereka sadar akan konsekuensi dari pilihan mereka ketika mereka memutuskan untuk menjadi abdi Allah, menjadi pengikut Kristus yang setia dan taat.

Teladan Bunda Maria dan St. Yosef yang penuh iman itu pada akhirnya membawa terang bagi dunia, bayi yang terbungkus kain lampin dan dibaringkan dalam palungan itulah yang kemudian menjadi terang dan penyelamat dunia. Jika Allah mengijinkan kita kembali merayakan Natal itu artinya Allah memberi kita kesempatan lagi untuk merasakan sukacita Natal itu lagi, Allah mengingatkan kita kembali bahwa dibalik setiap kesulitan kita, dibalik semua kesedihan dan beban berat yang sedang kita tanggung, pasti ada sukacita pada akhirnya.
Selain itu Allah juga mengingatkan pada kita bahwa meskipun kita dalam keadaan yang sedang berbeban, tidak seharusnya hal tersebut menjadi penghalang kita untuk membagikan sukacita Natal. Kita dapat tetap berbagi sukacita meskipun sedang bersedih, kita dapat membagikan kebaikan meskipun hidup sedang terasa berat. Seperti dalam salah satu kotbah Romo Heru, SCJ yang saya ingat adalah, "Jangan puas menjadi penikmat kebaikan yang dibuat orang lain. Marilah kita menjadi salah satu pemainnya." Ya, dengan berbagi sukacita, dengan berbagi kebaikan, dengan berbagi senyum, kita telah menjadi pelaku kebaikan juga seperti yang diteladankan oleh Bunda Maria dan St. Yosef yang tetap berbagi sukacita meski dalam keadaan paling sederhana sekalipun.

Saudaraku yang terkasih, selamat mempersiapkan diri menyambut kedatangan Yesus. Mari kita menularkan sukacita dan kegembiraan Natal kepada sesama kita. Allah adalah setia, janji-Nya adalah "YA" dan "AMIN", tetaplah teguh dalam iman kita akan penyelamat dan terang dunia, Yesus Kristus. Karena dalam Dialah kita merasa tenang, dalam Dialah segala perkara dapat kita tanggung, tetaplah berpengharapan seperti Bintang Timur yang memberikan petunjuk dan harapan baru bagi mereka yang mencarinya. Di penghujung tahun 2017 inipun ijinkan saya mengucapkan harapan saya juga. Semoga setiap tulisan yang pernah saya buat dapat membantu kita bersama dalam penghayatan iman. Semoga Anda memaafkan apabila mungkin ada tulisan-tulisan saya yang sekiranya kurang berkenan. Selamat Natal 2017 dan Tahun Baru 2018. Semoga Tuhan memberkati Anda sekalian dan Bunda Maria mendoakan kita semua. 

No comments:

Post a Comment