Saturday, April 7, 2018

Go Green..Go Green..Go Green..

Go green..go green.. kata-kata tersebut belakangan ini semakin menggema dan populer di dalam keseharian kita. Semua bidang dalam kehidupan kita selalu disangkutpautkan dengan Go Green. Ajakan untuk menjaga kelestarian lingkungan kita. Mengapa ajakan menjaga ini semakin lama semakin populer dan semakin sering disinggung-singgung? Karena bumi yang kita tempati sekarang ini telah menjadi semakin tua.

Saya adalah seorang perantau, bukan lahir dan menjalani masa kanak-kanak di Bandung. Saya ingat dengan jelas, sewaktu saya masih kecil, saya suka sekali diajak berlibur ke Bandung. Saya suka melintasi jalur perkebunan teh yang terhampar disepanjang sisi jalan, dengan udaranya yang segar, sejuk, wangi aroma dedaunan. Belum lagi ditambah dengan kabutnya yang masih sangat banyak menutupi jalan yang kami lalui. Saya langsung jatuh cinta pada suasana sejuknya kota Bandung.

Setelah saya menetap semakin lama di Bandung, suasana kabut dipagi hari sering kali tidak dapat saya lihat lagi. Udara yang tadinya dingin dan sejuk pun semakin berkurang, apalagi ketika siang hari. Panas matahari begitu menyengat dan panas. Kalau kata orang Sunda, itu namanya "hareudang". Semakin banyak mobil dan motor membuat udara yang tadinya segar menjadi penuh polusi dan kotor. Dan yang paling membuat saya sedih adalah masalah sampah!

Saya adalah pengguna setia angkutan kota di Bandung. Saya sering berada dalam angkot dengan berbagai macam tipe penumpang dari berbagai macam latar belakang dan usia. Saya sedih ketika saya melihat ada penumpang yang masih pelajar, membawa makanan kedalam angkot dan membuang sampah bekas makanannya di dalam angkot! Dan yang paling parahnya adalah seorang ibu yang menyuruh anaknya yang sedang makan untuk membuang sampah bekas makanannya itu di dalam angkot, dibawah kursi penumpang! Rasanya ingin marah, kesal, dan tak habis pikir. Angkot adalah fasilitas umum yang digunakan oleh banyak orang. Para penumpang pengguna angkot tentunya ingin merasakan kenyamanan di angkot yang ditumpanginya. Tapi bagaimana bisa nyaman kalau di dalam angkot betebaran sampah-sampah sisa makanan?

Seingat saya, sewaktu saya masih duduk di bangku SD, para guru mengajarkan tentang cara membuang sampah yang baik, ya harus ke tempat sampah. Dulu juga, ketika saya membuang sampah sembarangan, orang tua saya langsung menepak tangan saya dan menyuruh saya untuk memungut kembali sampah yang saya buang agar dibuang ke tempat sampah. Bagaimana mungkin ada anak yang bisa sembarangan begitu membuang sampah sekarang ini? Apa tidak diajarkan di sekolah ya sekarang dimana kita seharusnya membuang sampah? Apa para orang tua sekarang juga tidak bisa memberikan contoh cara membuang sampah yang benar? Heran saya #tibatibaemosi. Hahaha.

Ketika bumi diciptakan, "Berfirmanlah Allah: "Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi." Dan jadilah demikian. Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah yang berbiji. Allah melihat bahwa semuanya itu baik (Kej 1:11-12). Ya, Allah telah menciptakan bumi dan segala isinya ini dengan sangat baik, "TUHANlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya (Mazmur 24:1).

Ketika Allah menciptakan bumi dengan sangat baik, apa hak kita mengotorinya? Apa boleh kita dengan seenaknya merusak bumi tempat tinggal kita ini, padahal Sang Empunya bumi adalah Allah? Sadarkah kita bahwa kita telah menodai dan mengotori ciptaan Tuhan yang telah dirancang begitu sempurna? Kita hanyalah manusia yang diijinkan singgah sebentar di bumi ini, apa pantas kalau kita merusak tempat tinggal yang Allah ciptakan? Apa boleh kita berlaku seenaknya dengan mengotori bumi ini? Jika sebentar saja, kita diberi waktu untuk merenung, siapakah kita ini dimata Tuhan dan betapa kecilnya kita bagi Allah?

Saudaraku yang terkasih, mari kita sekalian berkomitmen mulai hari ini, untuk lebih peduli dan sayang pada sesama ciptaan Tuhan, pada alam kita, pada lingkungan tempat kita tinggal, pada sekitar kita. Saat kita sebagai sesama ciptaan Tuhan saling menjaga, maka Allah akan tersenyum bahagia. Mari sedikit saja kita berusaha untuk membalas kebaikan Tuhan dalam hidup kita. Mari kita buat Allah tersenyum. Mari menjaga lingkungan kita. Semoga Tuhan memberkati Anda sekalian dan Bunda Maria mendoakan kita.   

No comments:

Post a Comment